Jakarta – Di tengah hangatnya perbincangan publik terkait pernyataan kontroversial Gus Fuad Plered tentang Guru Tua, berbagai elemen umat Islam mulai bergerak melakukan pendekatan damai.
Eks Panglima FPI Ustadz Maman, S. mengingatkan pentingnya bagi sebagai umat Islam untuk kembali mengingat pesan utama Rasulullah SAW: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat: 10).
“Kita harus ingat, persatuan umat Islam adalah harga mati. Perbedaan pandangan harus disikapi dengan bijak, bukan dengan saling mencaci atau memecah belah,” katanya, hari ini.
Ustadz Maman yang juga Korlap PA 212 percaya, dengan kebesaran hati dan akhlak mulia, para tokoh umat akan memilih jalan dialog, klarifikasi, dan saling maaf-memaafkan.
“Tepat di momentum lebaran ini, waktunya bagi seluruh elemen umat untuk saling memaafkan dan untuk bersatu, bukan saling menyudutkan. Jangan merusak persaudaraan,” tuturnya.
Kata dia, pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah menginginkan permasalahan tersebut bisa terselesaikan secepatnya, tidak berlarut-larut. Mari kita jaga ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan sesama Muslim.
“Hindari narasi yang memecah belah, baik di media sosial maupun di tengah masyarakat. Sebab, musuh sejati umat bukanlah sesama Muslim, tapi kebodohan, kemiskinan spiritual, dan hilangnya kasih sayang di antara kita,” katanya lagi.
Selain itu, Ustadz Maman juga menyerukan pentingnya tabayun (klarifikasi dan verifikasi) guna mencegah kesalahpahaman yang berpotensi memecah belah persaudaraan.
“Dalam Islam, kita diajarkan untuk tabayun memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyikapinya. Jangan sampai emosi mengalahkan akal sehat, jangan langsung menghakimi,” ucapnya.
Dia melanjutkan bahwa Habaib dan kiai adalah saudara seiman. Makanya mari jaga tali silaturahmi dan selesaikan perbedaan dengan dialog, bukan konflik.
“Umat Islam harus bersatu dalam keragaman dan tidak mudah terprovokasi oleh isu yang memecah belah. Kita kuat jika bersatu, lemah jika terpecah,” sebutnya.
Untuk itu, aparat penegak hukum pun harus peka dalam kasus Gus Pleret kedepankan hukum, tindak tegas dan tangkap orang-orang yang semena-mena hina Ulama dan Habaib sebagai panutan umat Islam khususnya, agar negeri ini bisa damai, menghina presiden saja wajib di Tanggap, apalagi ini ulama besar.
“Evaluasi bersama untuk dijadikan pembelajaran bersama untuk saling menasihati, dan menjaga adab dalam perbedaan. Sesama umat Islam harus saling menguatkan, bukan menjatuhkan,” pungkasnya.