Dialog Kebangsaan Sulbar: Lawan Intoleransi dan Radikalisme

Mamuju – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu (16/8/2025), bertempat di Hotel Aflah, Mamuju, dilaksanakan Dialog Kebangsaan dengan tema “Ayo Bersama-Sama Menangkal Masuknya Paham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme di Provinsi Sulbar.”

Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua FKPT Sulbar H. M. Sahlan S.Ag., M.AP, tokoh FKUB Prov. Sulbar Dr. Nur Salim Ismail, M.Si, serta Ketua IMM Cabang Mamuju Ihsan Al Fatih, diikuti ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat, tokoh agama, dan generasi muda.

Bacaan Lainnya

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang menggema penuh semangat, doa bersama, dan dilanjutkan dengan pemaparan materi.

Dalam paparannya, Ketua FKPT Sulbar menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme berawal dari sikap intoleran. Ia mengingatkan ciri-ciri paham radikal, di antaranya intoleransi, fanatisme berlebihan, sikap eksklusif, hingga keinginan mengubah dasar negara Pancasila. “FKPT hadir untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang bahaya terorisme dengan berbasis pada kearifan lokal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sahlan menekankan pentingnya komunikasi efektif dalam mencegah kesalahpahaman dan penyebaran kebencian. Ia juga mengutip konsep Qawlan Baligha dalam Al-Quran, yakni perkataan yang tepat sasaran, lembut, mulia, dan jelas, sebagai pedoman dalam menjaga harmoni berkomunikasi di masyarakat.

Sementara itu, Dr. Nur Salim Ismail dari FKUB Sulbar menyoroti peran penting masyarakat sebagai aktor kerukunan. Menurutnya, menjaga perdamaian bukan hanya tugas tokoh agama atau pemerintah, tetapi tanggung jawab setiap individu. “Kita semua punya peran mencegah intoleransi dengan menolak ujaran kebencian, menyebarkan nilai toleransi, dan aktif berdialog. Sulbar yang damai adalah hasil kerja bersama,” jelasnya.

Senada dengan itu, Ihsan Al Fatih menegaskan bahwa intoleransi dapat merugikan seluruh masyarakat karena menurunkan rasa aman dan mengganggu persatuan. Ia mengajak generasi muda untuk lebih bijak dalam bermedia sosial agar tidak terjebak hoaks dan propaganda yang memecah belah bangsa.

Dialog yang berlangsung hangat ini ditutup dengan sesi tanya jawab, foto bersama, serta komitmen bersama untuk terus menjaga Sulbar sebagai wilayah yang aman, damai, dan penuh toleransi.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan, persatuan, dan cinta tanah air terus hidup di tengah masyarakat Sulawesi Barat, sebagai benteng kuat menghadapi segala bentuk ancaman intoleransi dan radikalisme.

Pos terkait